10 Game Playthrough Seru Tahun Ini Versi Non-Gamer

Hawa Firdausi Kurniadi
7 min readSep 8, 2022

--

Salah satu aib saya adalah hobi nonton game playthrough di Youtube. Saya bilang aib karena nggak sama dengan hiburan mayoritas; yang mana ketika orang-orang gandrung K-drama, saya nontonin orang main game. Pun, saya pun bukan gamer yang main secara langsung. Saya jadi kayak di tengah-tengah — persis seperti hidup saya, nggak berani ambil ekstrem *waduh, mulai sesi psikologi, nih.

Anyway, menurut saya game sama saja dengan film, serial, dan buku dalam konteks media penyampai cerita, terutama game yang story-driven. Dan seperti juga film/serial/buku, game juga ada bermacam-macam genre sesuai selera masing-masing. Bagi saya, kata kunci yang paling menarik adalah: post-apocalyptic, psychological thriller/horror, mystery, science fiction, World War II, branching narratives.

Di tahun ini (setidaknya sampai September), ada 10 video game playthrough yang menurut saya seru dan memorable:

1. Martha is Dead

“Martha is Dead”. Game playthrough by Hollow.

Ini game paling suram yang pernah saya tonton. Gimana nggak, pusat ceritanya di kematian, gangguan jiwa, self-harm, child abuse, animal abuse, mutilasi, ditambah latar belakang peperangan. Ada beberapa adegan gore yang bahkan saking disturbing-nya, PlayStation minta developer untuk sensor dan menambah fitur skip agar pemain nggak perlu lihat.

Terlepas dari visual yang lumayan vulgar, cerita dari game ini sebetulnya sedih banget. Berlatar di Itali tahun 1944, Giulia menemukan kembarannya, Martha, tenggelam di sebuah danau. Dari proses dirinya dan keluarganya berduka, Giulia mulai mengungkap rahasia dan hal-hal yang tidak terduga dari kematian Martha dan masa kecil mereka.

2. The Closing Shift

“The Closing Shift”. Game playthrough by Jacksepticeye.

Meskipun teror hantu ngerinya maksimal, teror dari manusia juga nggak kalah serem. Game dari developer Jepang ini bercerita tentang seorang perempuan yang bekerja shift malem di coffee shop dan harus berhadapan dengan penguntit yang super creepy.

Teknis mainnya seperti simulator, di mana pemain harus membuat pesanan-pesanan customer. Cerita bergulir dari malam ke malam di mana kejadian-kejadian aneh mulai muncul. Di akhir game, tergantung pemain apakah karakter perempuan ini bisa selamat atau nggak.

3. We Never Left

“We Never Left”. Game playthrough by Gab Smolders.

Mengambil setting tahun 1983, We Never Left bercerita tentang Michael yang bekerja di perusahaan developer game tapi nggak puas dengan karya-karya yang dihasilkan. Alhasil, Michael berusaha membuat game sendiri yang menurutnya lebih “real”.

Pemain akan mengontrol kakaknya si Michael yang niatnya nyamperin tempat tinggal Michael karena berhari-hari nggak masuk kantor. Di sana, kita menemukan compact disc berisi game buatan Michael dan rekaman konseling Michael dengan psikolog. Dari keduanya, kita membuka rahasia-rahasia gelap selama proses pembuatan game.

4. The Quarry

“The Quarry”. Game playthrough by Jacksepticeye.

Bisa dibilang The Quarry adalah salah satu game paling populer tahun ini. Game horor klise dengan narasi bercabang (branching narrative) memang punya banyak penggemar, termasuk saya, karena setiap pemain akan mendapatkan akhir cerita yang berbeda-beda tergantung pilihannya.

Karakter-karakter dalam The Quarry ini adalah sekelompok remaja yang jadi semacam pembimbing anak-anak di Hackett’s Quarry Summer Camp. Tempat yang seharusnya jadi pengalaman musim panas menyenangkan berubah jadi horor ketika makhluk misterius mulai menyerang mereka satu per satu. Siapa yang selamat dan siapa yang tamat?

5. Stray

“Stray”. Game playthrough by MiawAug.

Wah, sebagai cat person, saya harus nobatkan Stray sebagai game terfavorit tahun ini. Bukan hanya karena karakter utamanya adalah kucing, tapi juga karena saya main game ini langsung! Akhirnya saya bukan saja jadi penonton 😅. Tapi saya tetap menonton beberapa streamers untuk melihat reaksi dan cara bermain mereka.

Premis dari game ini sederhana; seekor kucing yang terpisah dari kelompoknya lalu berusaha mencari jalan pulang dengan melewati kota futuristik post-apocalyptic yang ditinggali oleh robot. Selama berpetualang, sang kucing melakukan berbagai misi, dari membetulkan alat yang rusak, melawan predator, sampai mengendap-endap dari robot penembak.

Science fiction yang jadi latar belakang cerita Stray ini sangat menarik. Game ini menyinggung soal wabah, bakteri pemakan sampah (yang di dunia nyata beneran ada), artificial intelligence, consciousness upload, bahkan kelas-kelas sosial yang diciptakan manusia bahkan di waktu-waktu genting.

6. As Dusk Falls

“As Dusk Falls”. Game playthrough by Hollow.

Hal yang menarik dari branching narrative adalah kita sebagai pemain dapat menempatkan diri seolah-olah kita yang mengalami peristiwa di dalam game. Dulu juga saya suka banget seri buku Goosebumps versi “pilih petualanganmu sendiri” yang kalau mau pilih aksi X maka lanjut ke halaman sekian.

Seperti The Quarry, pemain akan dihadapkan dengan pilihan dialog, tindakan, dan QTE (quick time events). Bedanya, As Dusk Falls punya lebih banyak opsi dan konsekuensi setiap opsi tidak selalu berakhir dengan hidup/matinya seorang karakter. Cerita game ini juga bukan horor, melainkan drama keluarga yang dibungkus dengan aksi perampokan. Tampilan dari game ini unik karena di mana kebanyakan game memakai sudut pandang third person dengan animasi karakter yang bergerak, As Dusk Falls menyajikan visual seperti komik.

7. Unpacking

“Unpacking”. Game playthrough by Gab Smolders.

Game ini bukan misteri, thriller, apalagi horor. Bukan pula dihiasi plot rumit dengan banyak karakter dan narasi bercabang. Game ini cuma minta kita untuk beberes digital! 😄

Seperti judulnya, pemain akan membuka (unpack) dus-dus barang yang perlu disusun ulang pada saat pindahan. Cerita utama di Unpacking adalah perjalanan hidup satu karakter yang bisa kita simak dari berbagai tempat tinggal dan barang-barang yang dibawanya. Game ini bahkan tanpa dialog atau catatan panjang, hanya tulisan singkat per tempat tinggalnya. Sangat menarik ketika barang-barang dapat bercerita tentang kehidupan seseorang.

Genre life simulator selalu menarik, saya berencana untuk main Unpacking ini untuk dapat experience-nya secara langsung.

8. Twin Mirror

“Twin Mirror”. Game playthrough by Hollow.

Twin Mirror rilis di tahun 2020, tapi saya baru nonton sekarang. Konsep, cerita, dan visualnya mirip-mirip seri Life is Strange; karakter utama yang punya kekuatan unik berhadapan dengan sebuah tragedi di kota kecil, di mana si karakter berinteraksi dengan warga lokal dan mulai mengungkap kenyataan di balik tragedi. Narasinya bercabang jadi ending setiap pemain bisa berbeda.

Karakter utama dalam game ini, Samuel, adalah seorang investigative journalist yang kembali ke kota asal karena sahabatnya meninggal akibat kecelakaan. Namun, anak si sahabat ini menduga adanya kejanggalan dari kematian ayahnya. Samuel lalu mencoba mengorek informasi dari orang-orang dan dengan kekuatan mind palace, ia merunutkan kronologis kejadian sebenarnya sekaligus membuka teka-teki akan dirinya sendiri.

9. Life is Strange: True Colors

“Life is Strange: True Colors”. Game playthrough by Hollow.

Nah ini Life is Strange (LIS) yang saya mention sebelumnya. True Colors ini salah satu seri dari LIS yang biasanya karakter utamanya adalah remaja dengan kekuatan khusus. Karakter Alex di game ini punya power bisa melihat aura dan menyerap emosi kuat dari orang yang dihadapinya.

Plot key-nya mirip banget sama Twin Mirror 😆; investigasi kematian seseorang, tambang bermasalah di kota kecil, sosok anak kecil yang jadi katalis, dan pilihan mau tinggal atau pergi dari kota kecil tersebut. Di True Colors ini, Alex datang ke sebuah kota kecil dalam rangka reuni dengan kakaknya yang terpisah sejak kecil di panti asuhan.

Sejujurnya, kalau bukan karena branching narrative-nya, saya nggak akan mengikuti seri LIS. Alur yang lambat, dialog/monolog ala emo American teenager, dan warna-warni eljibiti. Hal yang membuat saya agak betah nonton True Colors adalah karena power-nya Alex ini ibarat menggambarkan point of view dari seorang empath, yang saya bisa sangat relate. Plus, back story Alex juga menarik karena kita bisa lihat bagaimana dinamika keluarga berdampak besar ke kepribadian seseorang.

10. Love, Sam

“Love, Sam”. Game playthrough by Jacksepticeye.

Game ini rilis tahun 2019 tapi karena Jacksepticeye, gamer favorit saya, baru main tahun ini jadi saya juga baru nonton 😛.

Setting game ini cuma berada di satu kamar tapi kemudian alur cerita mengalir dari buku diari yang menyimpan rahasia dari si pemilik kamar. Game ini ber-genre psychological horror karena lumayan ada beberapa jumpscare sana-sini, tapi plot seru di setiap entri diarinya jadi membuat kita semakin penasaran.

Ceritanya berpusat tentang curhatan anak SMA yang baru pindah sekolah, adaptasi, crush dengan seseorang, tapi kemudian di akhir ada plot twist yang nggak ketebak. Apa yang terjadi pada Sam?

Ada 2 game yang akan keluar akhir tahun ini dan lumayan saya antisipasi, yaitu Devil in Me (antologi survival horror saudaraan sama Man of Medan, Little Hope, House of Ashes) dan A Plague Tale: Requiem. Tentunya kalau horor gitu sih saya nonton aja, nggak berani kalau main sendiri! 😆

--

--

Hawa Firdausi Kurniadi
Hawa Firdausi Kurniadi

Written by Hawa Firdausi Kurniadi

Content creation and strategy professional. Education and science communication enthusiast. MBA ITB graduate, major in marketing.

No responses yet